KHUTBAH JUMAT
TARHIB RAMADHAN 1436 H
Ust H Hasbullah Ahmad
الحمدُ لله معطي الجزيلَ لمنْ أطاعه ورَجَاه،
وشديد العقاب لمن أعرضَ عن ذكره وعصاه، اجْتَبَى من شاء بفضلِهِ فقرَّبَه وأدْناه،
وأبْعَدَ مَنْ شاء بعَدْلِه فولاَّه ما تَولاَّه، أنْزَل القرآنَ رحمةً للعالمين
ومَنَاراً للسالِكين فمنْ تمسَّك به نال منَاه، ومنْ تعدّى حدوده وأضاع حقُوقَه
خسِر دينَه ودنياه، أحْمدُه على ما تفضَّل به من الإِحسانِ وأعطاه، وأشْكره على
نِعمهِ الدينيةِ والدنيويةِ وما أجْدَرَ الشاكرَ بالمزيدِ وأوْلاه، وأصلِّي وأسَلِّم على نبينا محمدٍ عبدِه
ورسولِه المُصْطَفَى وأشهد أنْ لا إِله إلاَّ الله وحده لا شريك له الكاملُ في
صفاتِهِ المتعالي عن النُّظَراءِ والأشْباءه، وأشهد أنَّ محمداً عبدُه ورسولُه
الَّذِي اختاره على البشر واصْطفاه، صلَّى الله عليه وعلى آلِهِ وأصحابه
والتابعينَ لهم بإِحسانٍ ما انْشقَّ الصبحُ وأشْرقَ ضِياه، وسلَّم تسليماً
كَثِيْرًا. أمَّابَعْدُ فيا ايها الناس
اتقوالله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون.
Jama’ah Jumah saudaraku yang
dirahmati Allah.
Seluruh umat Islam kini
menyerukan 'Marhaban Ya Ramadhan, Marhaban Ya Ramadhan", selamat datang
Ramadhan, Selamat datang Ramadhan. Di masjid-masjid, musholla, koran-koran,
stasiun televisi dan radio dan berbagai mailing list, ungkapan selamat datang
Ramadhan tampil dengan berbagai ekpresi yang variatif. Setiap media telah siap
dengan dengan sederet agendanya masing-masing. Ada rasa gembira, ke-khusyu'-an,
harapan, semangat dan nuansa spiritualitas lainnya yang sarat makna untuk
diekpresikan. Itulah Ramadhan, bulan yang tahun lalu kita lepas kepergiannya
dengan linangan air mata, kini datang kembali.
Takwa merupakan tujuan utama disyariatkannya puasa Ramadan. لعلكم تتقون Inilah motivasi dasar dari segala bentuk ritual Ramadan. Kaum muslimin hendaknya mempunyai tujuan yang sama , untuk bersama-sama menjalankan ibadah (puasa) agar mencapai puncak rohaniah yang tertinggi dan termulia di sisi Allah swt. Untuk apa menjadi pejabat jika mempermudah kita berlumur dosa? Untuk apa menjadi konglomerat jika hanya akan menyengsarakan kehidupan kita di dunia dan akhirat?. SubhanaLLAH indah dan Nikmat bila kita menjadi pejabat dan konglomerat yang Taqwa.
Ramadan tahun ini adalah kesempatan bagi kita untuk berlomba-lomba mencapai tingkatan takwa dan menjadi waktu terbaik pembersih dosa. Kita sekarang sedang mengalami defisit takwa. Orang yang bertakwa jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang jahat, kotor, dan tak bermoral. Naudzu biLLAH
Takwa merupakan tujuan utama disyariatkannya puasa Ramadan. لعلكم تتقون Inilah motivasi dasar dari segala bentuk ritual Ramadan. Kaum muslimin hendaknya mempunyai tujuan yang sama , untuk bersama-sama menjalankan ibadah (puasa) agar mencapai puncak rohaniah yang tertinggi dan termulia di sisi Allah swt. Untuk apa menjadi pejabat jika mempermudah kita berlumur dosa? Untuk apa menjadi konglomerat jika hanya akan menyengsarakan kehidupan kita di dunia dan akhirat?. SubhanaLLAH indah dan Nikmat bila kita menjadi pejabat dan konglomerat yang Taqwa.
Ramadan tahun ini adalah kesempatan bagi kita untuk berlomba-lomba mencapai tingkatan takwa dan menjadi waktu terbaik pembersih dosa. Kita sekarang sedang mengalami defisit takwa. Orang yang bertakwa jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang jahat, kotor, dan tak bermoral. Naudzu biLLAH
Jama’ah Jumah yang dirahmati
Allah.
Ramadhan berkah menjadi
tempat kita mensucikan diri dari dosa-dosa yang hinggap dalam diri dan jiwa
kita karena bulan Ramadhan juga dikenal dengan شهر المغفرة (bulan ampunan)
sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW dalam hadisnya :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَقَامَهُ إِيْمَانًا وَ
إحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Sesiapa
yang berpuasa di bulan Ramadhan dan mendirikan malamnya dengan Iman dan
Muhasabah, diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu" (HR Bukhari dan
Muslim)
Kita mesti Ingat bahwa Allah SWT Maha Pengampun dan
Penerima Taubat, apalagi di bulan Ramadhan yang berkah nanti. Allah SWT
berfirman :
قُلْ يَاعِبَادِي
الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ
اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah:
"Hai hamba-hamba'Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya, Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)
Tidakkah firman Allah ini dapat melapangkan hati, menghilangkan keresahan, dan menghapuskan kegundahan kita? Tampak bahwa Allah sengaja menyapa manusia dengan kalimat "Wahai hamba-hamba-Ku..." Adapun tujuannya, tak lain adalah menyatukan hati para hamba-Nya dan menyentuh perasaan mereka agar mendengarkan ayat tersebut dengan baik. Setelah itu, terlihat bahwa Allah SWT mengkhususkan firman-Nya itu untuk orang-orang yang melampaui batas. Itu dilakukan oleh Allah SWT karena mereka merupakan golongan manusia yang paling banyak melakukan dosa dan kesalahan. Nah, bagaimana dengan kita yang tentu saja juga sering melakukan dosa dan kesalahan? NaudzubiLLAH wa NastaghfiruLLAH
Tidakkah firman Allah ini dapat melapangkan hati, menghilangkan keresahan, dan menghapuskan kegundahan kita? Tampak bahwa Allah sengaja menyapa manusia dengan kalimat "Wahai hamba-hamba-Ku..." Adapun tujuannya, tak lain adalah menyatukan hati para hamba-Nya dan menyentuh perasaan mereka agar mendengarkan ayat tersebut dengan baik. Setelah itu, terlihat bahwa Allah SWT mengkhususkan firman-Nya itu untuk orang-orang yang melampaui batas. Itu dilakukan oleh Allah SWT karena mereka merupakan golongan manusia yang paling banyak melakukan dosa dan kesalahan. Nah, bagaimana dengan kita yang tentu saja juga sering melakukan dosa dan kesalahan? NaudzubiLLAH wa NastaghfiruLLAH
Dalam ayat tersebut, Allah juga melarang hamba-Nya berputus asa dalam memohon ampunan Allah. Allah mengabarkan pula bahwa Dia akan mengampuni siapa saja yang bertobat kepada-Nya, baik dari dosa-dosa kecil maupun yang besar. Tidakkah kita merasa gembira dan bahagia dengan firman Allah SWT,
وَالَّذِينَ إِذَا
فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ فَاسْتَغْفَرُوا
لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا
فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
{Dan, (juga)
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri mereka
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka
tidak meneruskan perbuatan keji itu, sedang mereka mengetahui.}(QS. Ali 'Imran:
135)
Juga firman-Nya,
وَمَن يَعْمَلْ
سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللهَ يَجِدِ اللهَ غَفُورًا
رَّحِيمًا
{Dan,
barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia memohon
ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.}(QS. An-Nisa': 110)
Firman-Nya yang lain,
إِن تَجْتَنِبُوا
كَبَآئِرَ مَاتُنْهَوْنَ عَنْهَ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم
مُّدْخَلاً كَرِيماً
{Jika kamu
menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya,
niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu) yang kecil dan Kami
masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).}(QS. An-Nisa': 31)
Allah pun berfirman,
Allah pun berfirman,
وَلَوْ أَنَّهُمْ
إِذ ظَّلَمُوا أَنفُسَهُمْ جَآءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ
الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا
{Sesungguhnya
jika mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun
kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka
mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.}(QS. An-Nisa': 64)
وَإِنِّي
لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
{Dan,
sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal
salih, kemudian tetap di jalan yang benar.}(QS. Thaha: 82)
Dan banyak lagi dalil yang membuktikan bahwa Allah SWT Maha Pengampun. Singkatnya, selama hamba itu bertaubat, meminta ampunan dan menyesali perbuatannya, maka Allah akan mengampuninya. SubhanaLLAH…
Dan banyak lagi dalil yang membuktikan bahwa Allah SWT Maha Pengampun. Singkatnya, selama hamba itu bertaubat, meminta ampunan dan menyesali perbuatannya, maka Allah akan mengampuninya. SubhanaLLAH…
Jama’ah Jumah saudaraku yang
dirahmati Allah.
Maka dalam rangka
membersihkan diri dari dosa dan mencapai tingkat Taqwa, Yang paling penting
kita lakukan dalam menyambut bulan Ramadhan tentunya adalah bagaimana kita
merancang langkah strategis dalam mengisinya agar mampu memproduksi nilai-nilai
positif dan hikmah yang dikandungnya. Jadi, bukan hanya melulu mikir menu untuk
berbuka puasa dan sahur saja. Namun, kita sangat perlu
menyusun menu rohani dan ibadah kita. Tentunya, kita harus menyusun menu ibadah
di bulan suci ini dengan kualitas yang lebih baik daripada hari-hari biasa. Dengan begitu kita benar-benar dapat merayakan
kegemilangan bulan kemenangan ini dengan lebih mumpuni. Insya Allah...
Ramadhan adalah bulan penyemangat. Bulan yang mengisi kembali baterai jiwa setiap muslim. Ramadhan sebagai 'Shahrul Ibadah' harus kita maknai dengan semangat pengamalan ibadah yang sempurna. Ramadhan sebagai 'Shahrul Fath' (bulan kemenangan) harus kita maknai dengan memenangkan kebaikan atas segala keburukan. Ramadhan sebagai "Shahrul Huda" (bulan petunjuk) harus kita implementasikan dengan semangat mengajak kepada jalan yang benar, kepada ajaran Al-Qur'an dan ajaran Nabi Muhammad Saw. Ramadhan sebagai "Shahrus-Salam" harus kita maknai dengan mempromosikan perdamaian dan keteduhan. Ramadhan sebagai 'Shahrul-Jihad" (bulan perjuangan) harus kita realisasikan dengan perjuangan menentang kedzaliman dan ketidakadilan di muka bumi ini. Ramadhan sebagai "Shahrul Maghfirah" harus kita hiasi dengan meminta dan memberikan ampunan.
Jama’ah Jumah saudaraku yang dirahmati Allah.
Ramadhan adalah bulan penyemangat. Bulan yang mengisi kembali baterai jiwa setiap muslim. Ramadhan sebagai 'Shahrul Ibadah' harus kita maknai dengan semangat pengamalan ibadah yang sempurna. Ramadhan sebagai 'Shahrul Fath' (bulan kemenangan) harus kita maknai dengan memenangkan kebaikan atas segala keburukan. Ramadhan sebagai "Shahrul Huda" (bulan petunjuk) harus kita implementasikan dengan semangat mengajak kepada jalan yang benar, kepada ajaran Al-Qur'an dan ajaran Nabi Muhammad Saw. Ramadhan sebagai "Shahrus-Salam" harus kita maknai dengan mempromosikan perdamaian dan keteduhan. Ramadhan sebagai 'Shahrul-Jihad" (bulan perjuangan) harus kita realisasikan dengan perjuangan menentang kedzaliman dan ketidakadilan di muka bumi ini. Ramadhan sebagai "Shahrul Maghfirah" harus kita hiasi dengan meminta dan memberikan ampunan.
Jama’ah Jumah saudaraku yang dirahmati Allah.
Semoga, hikmah-hikmah puasa
dan keutamaan-keutaman Ramadhan yang akan datang, dapat kita jadikan media
untuk bermuhasabah. Hikmah-hikmah puasa dan Ramadhan yang sedemikian banyak dan
mutidimensional, mengartikan bahwa ibadah puasa juga multidimensional. Semoga
dengan mempersiapkan diri kita secara baik dan merencanakan aktifitas dan
ibadah-ibadah dengan ikhlas, serta berniat "liwajhillah wa limardlatillah",
karena Allah dan karena mencari ridha Allah, kita akan mendapatkan dua
kebahagiaan tersebut, yaitu "sa'adatud-daarain" kebahagiaan
dunia dan akherat. Semoga kita bisa mengisi Ramadhan tidak hanya dengan
kuantitas harinya, namun lebih dari pada itu kita juga memperhatikan kualitas
puasa kita. Semoga Allah
memberikan taufikNya kepada kita semua untuk melaksanakan amal shaleh dan
menjauhi larangNya, serta menguatkan kita untuk berpegang pada kebenaran
sepanjang hayat di kandung badan. Sehingga kita dapat menjumpai Ramadhan 1435 H
dengan sempurna. Insya Allah Amin Ya Rabbal Alamin.
ياايها
الذين أمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
* Ust H Hasbullah Ahmad adalah Pendiri Yayasan Pesantren
Terpadu Dar al-Masaleh Jambi, Direktur Qur’an Hadist Learning Center of Jambi,
Penasehat dan Pembina Qur’an Integrated School of Dar al-Masaleh dan QUHAS
Kindergarten, Dosen Tetap Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. CP : 081366174429