Jumat, 07 Oktober 2011

Good Governance


Ust H Hasbullah Ahmad, MA
hasbullahdoseniain@gmail.com


Bisakah Good Governance Wujud?
Dalam kamus, istilah "government" dan "governance" seringkali dianggap memiliki arti yang sama yaitu cara menerapkan otoritas dalam suatu organisasi, lembaga atau negara. Government atau pemerintah juga adalah nama yang diberikan kepada entitas yang menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan dalam suatu negara.

Istilah "governance" sebenarnya sudah dikenal dalam literatur administrasi dan ilmu politik hampir 120 tahun, sejak Woodrow Wilson, yang kemudian menjadi Presiden Amerika Serikat ke 27, memperkenalkan bidang studi tersebut kira-kira 125 tahun yang lalu. Tetapi selama itu governance hanya digunakan dalam literatur politik dengan pengertian yang sempit.

Wacana tentang "governance" dalam pengertian yang hendak kita perbincangkan pada pertemuan hari ini - dan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai tata pemerintahan, penyelenggaraan pemerintahan atau pengelolaan pemerintahan, tata-pamong - baru muncul sekitar 15 tahun belakangan, terutama setelah berbagai lembaga pembiayaan internasional menetapkan "good governance" sebagai persyaratan utama untuk setiap program bantuan mereka. Oleh para teoritisi dan praktisi administrasi negara Indonesia, istilah "good governance" telah diterjemahkan dalam berbagai istilah, misalnya, penyelenggaraan pemerintahan yang amanah (Bintoro Tjokroamidjojo), tata-pemerintahan yang baik (UNDP), pengelolaan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab (LAN), dan ada juga yang mengartikan secara sempit sebagai pemerintahan yang bersih (clean government).

Perbedaan paling pokok antara konsep "government" dan "governance" terletak pada bagaimana cara penyelenggaraan otoritas politik, ekonomi dan administrasi dalam pengelolaan urusan suatu bangsa. Konsep "pemerintahan" berkonotasi peranan pemerintah yang lebih dominan dalam penyelenggaraan berbagai otoritas tadi. Sedangkan dalam "governance" mengandung makna bagaimana cara suatu bangsa mendistribusikan kekuasaan dan mengelola sumberdaya dan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat. Dengan kata lain, dalam konsep governance terkandung unsur demokratis, adil, transparan, rule of law, partisipatif dan kemitraan. Mungkin difinisi yang dirumuskan IIAS adalah yang paling tepat meng-capture makna tersebut yakni "the process whereby elements in society wield power and authority, and influence and enact policies and decisions concerning public life, economic and social development." Terjemahan dalam bahasa kita, adalah proses di mana berbagai unsur dalam masyarakat menggalang kekuatan dan otoritas, dan mempengaruhi dan mengesahkan kebijakan dan keputusan tentang kehidupan publik, serta pembangunan ekonomi dan sosial.

Pilar Pokok
Ada tiga pilar pokok yang mendukung kemampuan suatu bangsa dalam melaksanakan good governance, yakni: pemerintah (the state), civil society (masyarakat adab, masyarakat madani, masyarakat sipil), dan pasar atau dunia usaha. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab baru tercapai bila dalam penerapan otoritas politik, ekonomi dan administrasi ketiga unsur tersebut memiliki jaringan dan interaksi yang setara dan sinerjik. Interaksi dan kemitraan seperti itu biasanya baru dapat berkembang subur bila ada kepercayaan (trust), transparansi, partisipasi, serta tata aturan yang jelas dan pasti. Good governance yang sehat juga akan berkembang sehat di bawah kepemimpinan yang berwibawa dan memiliki visi yang jelas.

Konsep "good governance" yang dianjur-anjurkan oleh lembaga-lembaga donor internasional tersebut kemudian berubah akibat pengaruh Amerika Serikat yang menggunakan globalisasi untuk menebarkan sistem pasar bebas ke segala penjuru dunia. Sejak itu "good governance" diartikan sama dengan less government. Semua kebutuhan masyarakat, termasuk kebutuhan masyarakat di negara dapat dipenuhi lebih baik bila campur tangan pemerintah tidak terlalu dominan. Berubahlah good governance menjadi best government adalah less government.

Bagaimana kondisi good governance di Indonesia?  Berbagai assessment yang diadakan oleh lembaga-lembaga internasional selama ini menyimpulkan bahwa Indonesia sampai saat ini belum pernah mampu mengembangkan "good governance"'. Mungkin karena alasan itulah muncul Gerakan Reformasi yang digulirkan oleh para mahasiswa dari berbagai  kampus, walaupun masih terbatas pada pemberantasan praktik KKN (Clean Governance). Hingga saat ini salah satu tuntutan pokok dari Amanat Reformasi itu pun belum terlaksana. Kebijakan yang tidak jelas, penempatan personil yang tidak kredibel, enforcement menggunakan, serta kehidupan politik yang kurang berorientasi pada kepentingan bangsa telah menyebabkan dunia bertanya apakah Indonesia memang serius melaksanakan good governance?

Tidak perlu disanggah lagi bahwa Indonesia Masa Depan yang kita cita citakan amat memerlukan Good Governance seperti yang dikonseptualisasikan oleh IIAS. Pengembangan good governance tersebut harus menjadi tanggung jawab kita semua. Dalam kondisi seperti sekarang, pemerintah, yang selama ini mendapat tempat yang dominan dalam penyelenggaraan otoritas politik, ekonomi dan administrasi, sukar diharapkan secara sadar dan sukarela, akan berubah dan menjelma menjadi bagian yang efektif dari good governance Indonesia. Karena itu pembangunan good governance dalam menuju Indonesia Masa Depan harus dilakukan melalui tekanan eksternal dari luar birokrasi atau pemerintah, yakni melalui pemberdayaan civil society untuk memperbesar partisipasi berbagai warganegara dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Kekuatan eksternal kedua yang dapat "memaksa" timbulnya good governance adalah dunia usaha. Pola hubungan kolutif antara dunia usaha dengan pemerintah yang telah berkembang selama lebih 3 dekade harus berubah menjadi hubungan yang lebih adil dan terbuka. Insya Allah… (Taken From Waspada Online)

Senin, 03 Oktober 2011

Silabus dan Pembahas Ulum al Hadits IJ A Ushuluddin


ULUM AL HADIST (Ilmu-Ilmu Hadist)
Semester 1 Ilmu Jurnalistik Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi
Dosen Pengampu : Ust H Hasbullah Ahmad, MA. 
NIP : 197912122009011015
No Contact : 081366174429 / 085313877539

      Aturan-Aturan Perkuliahan dan Pembuatan Makalah :
1.   Pembuatan Makalah meliputi.
A. Pembukaan                          B. Pendahuluan 
C. Isi                                        D. Kesimpulan
E. Daftar Rujukan/Referensi
(Penulisan harus menggunakan sistem Footnote bukan Bodynote)
Minimal halaman adalah 10 Lembar selain Cover Sampul, kata pengantar, Daftar Isi dan Daftar Rujukan.
Kertas ukuran A4, dengan ukuran Margin Top : 4 cm, Bottom 3 cm, Left : 4 cm dan Right : 3 cm. dengan Spasi 1.5 dan halaman di kanan atas.
  1. Pembagian Thema Bahasan ini merupakan pertemuan yang kedua (Hari Rabu tgl 5 Oktober 2011) dan pertemuan pertama (Rabu, 28 September 2011) adalah informasi silabus dan tata cara pembuatan makalah dan survey pustaka terhadap rujukan-rujukan yang dipakai dan mulai pembuatan makalah sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
  2. Selanjutnya pertemuan ke tiga (Rabu tgl 12 Oktober 2011) adalah lanjutan pembuatan makalah.
  3. Dan Pertemuan ke empat (Rabu tgl 19 Oktober 2011) adalah Presentase Makalah dengan sistim pilih langsung yang akan tampil pada urutan makalah, satu kali pertemuan 2 Thema/makalah.

Judul Bahasan dan Nama Pemakalah :

  1. Pengantar Hadis / Sunnah
    1. Ta’rif Hadits dan Sunnah
    2. Posisi Sunnah dalam Islam
    3. Hadis Pada Masa Nabi
    4. Hadis Pada Masa Sahabat dan Tabi’in
    5. Ta’rif Hadis Qudsi dan Eksistensinya
      Pemakalah : Khoiriah dan Murtado

  1. Kodifikasi Hadis
    1. Pengambilan Hadis pada Masa Nabi
    2. Penulisan Hadis pada masa sahabat
    3. Penulisan Hadis pada Masa Tabi’in
    4. Keseriusan pemerintah Islam dalam penulisan Hadis
    5. Para Penulis Hadis dari periode ke periode
      Pemakalah : Abu Bakar dan  Jumratul Hasanah

  1. Tahammul wa al ada’ (Metode Penerimaan dan Periwayatan Hadis)
    1. Kelayakan Seorang Perawi
    2. Kelayakan penerima dan pendengar hadis
    3. Kelayakan Penyampai dan Periwayat Hadis
    4. Metode Penerimaan Hadis
    5. Periwayatan Hadis dan bentuk-bentuk periwayatannya
    6. Periwayatan Hadis dengan Makna
      Pemakalah : Husnia dan Juanda

  1. Rijal al Hadits dan Jarh wa ta’dil
    1. Pengertian dan Sejarah Rijal al Hadits
    2. Pengertian dan dalil pengsyari’atan Jarh wa ta’dil
    3. Sejarah perkembangan Jarh wa ta’dil
    4. Metode Ulama dalam melaksanakan Jarh wa Ta’dil
    5. Syarat-syarat Ulama Jarh wa Ta’dil
    6. Pendapat Ulama tentang Priioritas antara jarh dengan Ta’dil
    7. Susunan bentuk Jarh wa Ta’dil
      Pemakalah : Dian Yoga dan Gilang Anggara pierda

  1. Ulum al Hadis (Ilmu-Ilmu Hadis)
    1. Ilmu Gharib al Hadist
    2. Ilmu Mukhtalaf al Hadis
    3. Ilmu Nasikh wal al Mansukh
    4. Ilmu ’Ilal al Hadits
    5. Ilmu Asbab al Wurud
    6. Ilmu Takhrij al Hadits
      Pemakalah : Budiman dan Hartatik

  1. Musthalah al Hadist (Istilah-istilah Hadis)
    1. Pembagian Hadis secara Umum
    2. Hadist Mutawatir dan Hadis Ahad
    3. Hadis Shahih (Pengertian, Syarat dan Kitab-kitab Hadis yang Shahih)
    4. Hadis Hasan (Pengertian dan Bentuk-bentuknya)
    5. Sanad dan Matan Hadis
    6. Hadis Marfu’, Mauquf dan Maqthu’
            Pemakalah : Fidyatun Hasanah  dan M. Khosbi

  1. Sahabat
    1. Pengertian dan Tingkatan sahabat
    2. Bagaimana Mengenal sahabat
    3. Keadilan sahabat dan bilangannya
    4. Ilmu sahabat dan Para penghapal al Qur’an dari Sahabat
    5. Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis
    6. Ummahat al Mukminin yang paling utama
    7. Kitab-kitab yang menyusun tentang sejarah sahabat.
      Pemakalah : Asih Haryanti dan Angga Saputra

  1. Hadis Dha’if (palsu)
    1. Pengertian dan Kriteria Hadis Dha’if
    2. Macam-macam Hadis Dha’if (Hadis Mursal, Hadis Munqathi’, Hadis Mu’dhal, Hadis Mudallas, Hadis Mu’alal, Hadis Mudha’af, Hadis Mudhthorib, Hadis Maqlub, Hadis Munkar, Hadis matruk dan Hadis Mathruh)
    3. Hukum Beramal dengan Hadis Dha’if
      Pemakalah : Andi Asnur dan Afriwanti

  1. Hadis Maudhu’ (Palsu)
    1. Pengertian hadis Maudhu’
    2. Penyebab lahirnya hadis maudhu’
    3. Usaha Pemberatasan hadis Maudhu’
    4. Tanda-tanda hadis Palsu dan Kitab-kitab yang berbicara tentangnya.
      Pemakalah : Ade Riko dan Anita Puji Lestari

10. Riwayat Hidup Muhadditsin pada masa Tabi’in
      a.       Imam al Syafi’i
      b.       Imam Al Bukhori
      c.    Imam Muslim
      d.    Imam al Turmudzi
      
      Pemakalah : Dedy Suhendra

     
Buku-Buku Referensi Utama dan Anjuran
  1. Muhammad Ajjaj al-khatib, Al-sunnah Qabla al-tadwin
  2. Muhammad Ajjaj al-khatib, Ushul al-Hadist, Ulumuh wamusthalahuh
  3. Musthafa al-Shiba`I, Al-sunnah wa Makanatuha fi al Tasyri`al-Islami
  4. Subhi al-shalih, Ulum al-Hadist wa Musthalahuh
  5. Subhi al-Shalih, Mabahits fi Ulum al-hadist.
  6. Mahmud al-Thahhan, Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid
  7. Mahmud al-Thahhan, Taysir Mushtalah Hadis
  8. al-Suyuthi, Tadrib al-Rawi
  9. Usman Fallatah, Al-maudhu` fi al-Hadist
  10. MM, A’zami,   Memahami Ilmu Hadits.
  11. T.M. Hasbi al-Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadist
  12. T. M. Hasbi, Ash Shiddieqy, Pokok-pokok llmu Dirayah Hadis.
  13. Syuhudi Ismail, Hadits Dimata Pengingkar dan Pembelanya
  14. Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis
  15. Syuhudi Ismail, llmu Hadis
  16. Munzir Suparta, Ilmu-ilmu Hadis
  17. Fatchur Rahman, Ikhtishar Mushthalahul Hadis.
  18. dan buku-buku ilmu hadis yang bersangkutan dengan tema yang dibahas

Minggu, 02 Oktober 2011

Pemuda Sebagai Arsitek Peradaban


PEMUDA SEBAGAI ARSITEK PERADABAN
(the Youth as Architec of Civilization)
Oleh Ustadz Hasbullah Ahmad*
1. Tanggungjawab pemuda Islam terhadap Agama.
Disepanjang sejarah, pemuda senantiasa digambarkan sebagai generasi yang memiliki kekokohan fisik yang luar biasa dan semangat patriotik yang berkobar-kobar. Peranannya yang selalu mendominasi diberbagai peristiwa sejarah menjadikan generasi ini memiliki tempat (kedudukan) yang sangat istimewa sepanjang zaman.
Generasi Pertama Terdiri Dari Para Pemuda.
Mungkin ini jugalah rahasia kesuksesan Rasulullah SAW didalam menata, membangun dan merentangkan dakwahnya sehingga menebar keseluruh jagat raya ini. Kader-kader mukmin yang digemblengnya di rumah Arqom bin Arqom terdiri dari para pemuda yang tangguh. Dari tangan-tangan merekalah terbitnya fajar Islam. Mereka rela berkorban dan menanggung siksaan. Hari-harinnya mereka upayakan untuk mewujudkan kemenangan gemilang. Menaklukan dua imperium besar (Romawi dan Persia). Mereka juga berhasil melakukan ekspansi keberbagai negara, yaitu Sind di Barat daya India, Khazar di Utara, Armenia dan Rusia, juga Syam (Suria), Mesir, Tripoli dan sebagian Afrika. Penaklukan ini berhasil dapat dirampungkan hanya dalam kurun waktu 35 tahun.
Mereka berlayar mengarungi samudra, sehingga membuat batas geografis. Kerajaan mereka merambah luas hingga mencapai Turkistan, bahkan sampai ke Timur pada batas teritorial Cina dan ke Barat negeri Spanyol di Eropa. Mereka telah sanggup memperlihatkan kepada dunia akan luasnya kekuasaan Islam. Uqbah bin Nafi yang berdiri dipantai Samudra Atlantik di ujung Barat berdo’a kepada Allah: ‘Demi Rabb Muhammad, sekiranya bukan karena bentangan samudera ini yang menjadi penghalang, niscaya aku akan taklukan seluruh jagat raya ini demi meninggikan kalimat-MU, wahai Rabku-saksikanlah!” Sementara itu di ufuk Timur, Qutaibah Al Bahily terus menerobos sampai akhirnya ia dapat mencapai perbatasan Cina.
Sungguh mereka telah menyimpan segudang kebanggaan dan kemuliaan, ilmu, kebudayaan, tatanan nilai dan prinsip. Mereka membina mental spiritual ummat, melenyapkan simbol-simbol paganisma serta menyemaikan benih-benih tauhid, keadilan, ukhuwah dan persamaan. Cucuran darah syuhada merupakan parfumnya. Tombak yang menancap di dada mereka adalah lambang kehormatan dan kemuliaan. Mereka mempertaruhkan nyawa demi membela agama.
Mereka generasi satu-satunya yang memiliki ciri khas dan karakter berbeda dengan ummat lain. Allah berfirman:
“Kamu adalah Ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (QS.3:110)
Text Box: the Youth as Architec of Civilization (F-SMArT IAIN STS Jambi)Generasi muda adalah generasi idaman-generasi yang tidak asing bagi orang-orang yang bersahabat dengan Qur’an dan Sunnah. Rasulullah SAW menamakan generasi ini sebagai “Al Ghuraba” yaitu orang-orang asing yang menghidupkan sunnah nabi. Orang-orang yang berpegang teguh pada dien. Kelompok yang tegak di atas kebenaran dan golongan yang mendapat pertolongan Allah. As Sayyid Qutb menamakan generasi ini sebagai generasi Qur’ani, karena kedekatan dan prilaku mereka yang hidup dengan Al Qur’an. Yusuf Qorodhowi menyebutnya “generasi idaman”, karena peranannya senantiasa dinanti-nantikan sepanjang masa.
Tanggung Jawab Pemuda Islam Hari Ini
Apakah dengan beralihnya masa, bertukarnya generasi maka berubah pula peran dan tanggung jawab pemuda hari ini? Apakah dengan adanya perubahan ilmu pengetahuan dan hasil inovasi peradaban manusia dewasa ini yang melampaui batas peradaban sebelumnya, maka pemuda hari ini boleh lari dari syari’at ini (Islam)? Apakah pemuda hari ini dibiarkan begitu saja bersenda gurau, terbahak-bahak menikmati hidupnya tanpa diminta pertanggungjawaban sedikitpun? Firman Allah SWT:
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “kami telah beriman?, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka. (QS. 29:2-3)”
Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami (QS. 23:115).
Sekiranya kita bersedia meluangkan sedikit waktu saja, niscaya mereka tidak akan menutupi sebelah matanya atas realita marwah (harga diri) generasi ini yang terpuruk dipersimpangan zaman yang mengekang. Tentunya mungkin mereka bisa menyelamatkan dan lari dari jalangnya syahwat hewani yang merajalela disetiap lorong-lorong kehidupan ini. Tentunya tidak akan pernah putri-putri kita menjadi pongah dan binal! Tentunya tidak..,! sekiranya pemuda hari ini mampu menjadikan Allah sebagai Ghoyahnya (tujuan hidupnya). Rasulullah sebagai qudwahnya (teladannya), Al Qur’an Dusturnya (undang-undang yang mengatur hidupnya), jihad fisabilillah (berjuang dengan sungguh-sungguh di jalan Allah) sebagai jalan hidupnya, dan syahid (mati didalam membela agama Allah) adalah cita-cita tertingginya.
Text Box: the Youth as Architec of Civilization (F-SMArT IAIN STS Jambi)Misi yang mulia ini tidak akan terealisasi dengan begitu saja, melainkan melalui kerja keras dan karya besar. Setidaknya ada lima kewajiban (pokok) yang harus diwujudkan oleh setiap pemuda dalam kehidupannya, diantaranya yaitu:
Pertama, memiliki iman yang mendalam (Al Iman Daqiiq). Iman yang menancap dalam-dalam kedasar hati tidak mudah goyah, sehingga mampu menopang pohon agama ini seluruhnya. Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (QS.Al Hujurat:15).
Kekuatan inilah yang menyebabkan pemuda Islam mulia. Suatu ketinggian yang tidak merasa terhina dihadapan kekuatan apapun.
Kedua, memahami Islam secara benar (Al Fahmu al Islam ash shodiq). Yang dimaksud dengan pemahaman, adalah keyakinan terhadap ide-ide ke Islaman yang mendalam. “Dan agar orang-orang yang berilmu meyakini bahwa Al Qur’an itu benar dari Rabbmu, lalu meraka beriman dan tunduk hati mereka” (QS. Hajj: 54).
Ketiga, mengikhlaskan diri (Al Ikhlash). Keikhlasan ini tidak dibuat-buat atau riya. Allah SWT telah mengingatkan kepada hambanya “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (QS. Al Bayinah : 5).
Keempat, beramal Secara Berkesinambungan ( Al Amal Istimror). Salah satu tanggung jawab yang harus dipenuhi dalam mewujudkan misi ini adalah tidak mengenal rasa jenuh dan malas dalam beramal. “Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At Taubah:105).

Text Box: the Youth as Architec of Civilization (F-SMArT IAIN STS Jambi)Kelima, berjihad Di Jalan Allah (Jihad Fisabiilillah). Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah didalam Taurat, Injil dan al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) dari pada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah : 111)
Pada dasarnya kelima tanggung jawab di atas merupakan ciri khas orang-orang yang telah menepati janjinya kepada Allah. Juga merupakan kelebihan bagi para pemuda muslim yang tidak pernah rendah diri menghadapi ejekan dan caci maki manusia sekitarnya. Oleh karena itu, bila kita mengukiti kembali dinamika perkembangan sejarah dalam setiap dimensinya, maka kita akan tahu bahwa yang menjadi pilar penyangga kebangkitan Islam, yang menjadi pengibar panji-panjinya dan menjadi panglima perangnya semua itu didominasi oleh tunas-tunas muda muslim yang sarat dengan iman. Merekalah yang dikatakan pemuda-pemuda beriman, dan untuk merekalah Allah akan memberikan tambahan taufiq dan hidayahNya.
2. Tanggungjawab pemuda Islam terhadap Negara.
Sebagai aktor sosial perubahan dan arsitek peradaban, pemuda bukan saja menyandang status sebagai pemimpin masa depan, tetapi juga sebagai tulang punggung bangsa dalam mengisi pembangunan.
Pada tahun 1928, para pemuda Indonesia dari beragam latarbelakang suku, agama dan bahasa membulatkan tekad demi menggalang persatuan bangsa guna berjuang melawan penindasan kaum kolonialis. Sejak saat itu pula, setiap tanggal 28 Oktober kita memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Manifesto yang tertanam sejak 80 tahun yang lalu ini telah berulang kali memberikan andil besar terhadap arah dan semangat pergerakan pemuda dalam menyelamatkan Indonesia dari jurang kehancuran. Oleh sebab itu, goresan sejarah Indonesia tidak akan pernah luput dari lembaran sejarah kepemudaanya.
Pemuda dengan kegagahan intelektualitasnya, ketegaran jasmani dan mentalitasnya yang pantang menyerah merupakan berkah bagi bangsa yang tengah dirundung duka ini. Peran pemuda terhadap bangsa yang menuju kehancuran ini merupakan peran yang sangat vital yang tidak bisa digantikan oleh siapapun entitas dinegara ini.
Peran pertama adalah menjadi inisiator perubahan,
Text Box: the Youth as Architec of Civilization (F-SMArT IAIN STS Jambi)Pemuda adalah pelopor kebangkitan yang nyata berkontribusi tak kenal lelah memanifestasikan diri dalam derak langkah perubahan bangsa ini, ditiap perubahan maka Pemuda adalah pengibar gagasannya.
Peran kedua adalah sebagai galvanisator pergerakan,
perubahan membutuhkan pergerakan, mau berubah berarti harus bergerak. Untuk bergerak dibutuhkan mesin-mesin yang siap melaju dan membangkitkan negara ini dari keterpurukannya dengan aksi-aksi nyata dilapangan merekalah yang menjadi galvanisator pergerakan, karena ditiap gagasan maka merekalah pelaku sejarahnya
peran ketiga sebagai arsitek peradaban,
mereka adalah manusia-manusia cerdas yang mampu membuat rancang bangun peradaban Indonesia menuju Indonesia yang di cita-citakan yakni Indonesia yang adil makmur dan sejahtera. Mereka siap dengan konsep terumit dan langkah-langkah strategis dalam membina derak langkah perjuangan yang berkesinambungan dengan visi besar yang mereka gagas.
“jika keringat, darah dan air mata ini mampu membuat peradaban ini menjadi lebih baik, maka kami Pemuda Indonesia siap melepaskan jiwa dengan senyum yang paling menawan…”
*Ustadz Hasbullah Ahmad, MA. 08136617442/085313877539
Blog : http://usthasbullahahmadma.blogspot.com
( Mahasiswa Pasca Sarjana S3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Good Bye Malas...


Good Bye Malas…
Disusun ulang oleh: Ummu Awfa (Dewi Rafiqah Syahdy, S.Pd)

”Tugas-tugas masih menumpuk di meja, Menghafalkan al Qur’an, yah…… hanya dapat ayat pertama saja sudah bosen, mau membaca tetapi mengantuk akhirnya buku-buku kajian beralih fungsi menjadi bantal, kasur empuk selalu menyapa di malam hari, hmm… apa yang bisa diperbuat agar malas jauh dari diri kita?! Akankah hidup yang bagaikan musafir ini disia-siakan begitu saja? Tidak… tidak boleh hal itu terjadi pada kita, aku harus bisa memusuhi 5 kata itu yaitu “MALAS.”

Malas bisa kita hindari ketika ia datang menyerang kemauan dan semangat kita, di bawah ini ada beberapa tips antara lain:
1.       Membasuh muka atau mandi ketika kantuk menyerang.
2.       Mengubah posisi duduk ketika membaca. Misalnya dari duduk berubah menjadi berdiri, namun disarankan jangan dari duduk terus berbaring bisa berbahaya atau bisa kebablasan tidur.
3.       Berpindah dari ruang baca ke kamar yang lain. Kalau sebagai anak kos bisa disiasati, berpindah dari kamar kita ke beranda kos, ruang tamu atau bahkan bisa juga ke dapur.
4.       Menghirup udara yang segar dengan cara berdiri di dekat jendela atau membuka jendela-jendela kamar lain untuk menambah kesegaran. Sebagai anak kos bisa disiasati dengan menciptakan aroma terapi, misalnya dengan menyemprot ruangan dengan wangi-wangian dan jika ada kipas angin, bisa menyetel kipas untuk menyebarkan wangi-wangian tersebut ke segala ruang. Karena mungkin tidak semua anak kos mempunyai jendela kamar.
5.       Berjalan-jalan sebentar di sekeliling rumah. Bisa diganti dengan kegiatan yang lain misalnya merapikan rak yang berantakan, atau kegiatan yang lain yang bisa menggerakkan otot-otot kita.
6.       Berbincang-bincang sebentar dengan keluarga atau teman sekos namun mengenai hal mubah bukan keharaman. Hati-hati jangan sampai lupa tujuan utama dalam berbincang-bincang yaitu untuk menumbuhkan semangat, bukan untuk ngobrol bahkan meng-ghibah.
7.       Berdiri membuat secangkir kopi, teh, susu atau juice untuk menghilangkan kebosanan dan menjernihkan akal.
8.       Mengubah kegiatan ketaatan. Misal bosan menghafalkan berganti dengan membaca, jika membaca bosan bisa diganti dengan mendengarkan kajian lewat CD.

Itulah beberapa tips agar kita bisa terjauh dari penyakit malas. Akan tetapi yang paling utama jangan sampai kita lupa berdo’a :
اللهم إنى اعوذ بك من الهم و الحزن واعوذبك من العجز والكسل واعوذ بك من الجبن والبخل واعوذ بك من غلبة الدين وقهر الرجال
"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan keduka-citaan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan bakhil, aku berlindung kepada-Mu dari beban hutang penindasan orang-orang." semoga Allah senantiasa memberi kita semangat dan agar menjauhkan diri kita dari penyakit malas tersebut.
Wallahu A’lam bishowab.
Selamat tinggal Malas !