Bersatu Itu
Barakah
Ust Dr H Hasbullah Ahmad,
MA
(Owner
Sekolah Qur’an Hadis dan Sains Jambi, Pendiri Yayasan Pesantren Terpadu Dar
al-Masaleh Jambi, Dosen Ilmu al-Qur’an, Tafsir dan Hadis UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi, Ketua Umum Lembaga Dakwah NU Provinsi Jambi)
Khutbah Idul Fitri 1440 H
Masjid Tis’ah Bank
Jambi Komplek Bank 9 Jambi
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
اللهُ
اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ
(3×)
اللهُ اَكْبَرْ
كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ
اللهُ اَكْبَرْكُلَّماَ تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَاَمْطَرْ وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْ وَكُلَّمَا اَطْعَمَ قَانِعُ
اْلمُعْتَرْ. اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ
للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ
وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اللهُ اَكْبَرْ (3×) اَشْهَدُ
اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ
اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ
فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
وَمَا تَأَخَّرَ.
اللهُمَّ
صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ
اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اللهُ اَكْبَرْ. اَمَّا بَعْدُ.
فَيَا
عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ
مُسْلِمُوْن
Jama'ah Sholat Aidul
Fithri rahimakumullah
Kalimat Allahu Akbar itu kita kumandangkan tidak saja sekarang – tetapi
setiap saat- guna mengasah dan mengasuh jiwa kita, sehingga Allah Yang Maha
Besar itu menjadi pangkalan tempat kita bertolak serta pelabuhan tempat kita
bersauh. Kalimat-kalimat itu kita ucapkan di masa
damai dan tenteram, serta kita suarakan pula saat-saat kritis dan bahaya yang
mencekam.
Kalimat Takbir yang melambangkan keagungan dan kebesaran Allah itulah yang
mempersatukan bangsa kita bahkan umat beragama di seluruh persada bumi. Karena,
pada kandunganya terpancar aneka kesatuan, seperti kesatuan alam semesta,
kesatuan dunia dan akhirat, kesatuan natural dan supranatural, kesatuan ilmu,
kesatuan agama-agama samawi, kesatuan umat, kesatuan bangsa, kesatuan kemanusiaan, kesatuan kepribadian manusia, dan lain
sebagainya.
Semuanya berada dalam satu kesatuan. Semua dicipta, diatur, dan
dikendalikan oleh Satu Pengendali Yang Maha Esa – Allah Swt yang kita agungkan
nama-Nya itu. Alam raya dengan segala isinya bergerak atas dasar satu sistem
yang ditetapkan-Nya. Tidak satupun yang dapat mengelak dari ketetapan Yang Maha
Esa itu. Firman Allah dalam QS al Ra’ad
13
أعوذ بالله من الشيطان
الرجيم
بسم الله الرحمن
الرحيم
وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ
طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَالُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَال
Hanya kepada Allah saja patuh segala apa yang di langit dan di bumi, baik
dengan kemauan sendiri maupun terpaksa, dan bayang-bayang mereka pun patuh (Itu
terlihat dengan jelas ) di waktu pagi dan petang.
Manusia yang beragam warna kulit, jenis dan sukunya, yang berbeda-beda
agama, kepercayaan dan pandangan hidupnya, kesemuanya berasal dari satu, dari
Adam. Lalu semua yang hidup, memiliki satu kebutuhan pokok yang sama dan dari
yang satu itu, mereka diciptakan Tuhan dan dengannya mereka dapat melanjutkan
hidup, Allah SWT berfirman dalam QS al
Anbiya’ 30 :
أعوذ بالله من الشيطان
الرجيم
بسم الله الرحمن
الرحيم
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا
يُؤْمِنُونَ
Kami jadikan semua yang hidup dari air (atau) Kami jadikan air kebutuhan
pokok semua yang hidup … ( Q.S.
Al-Anbiyâ’ (21): 30)
Jama'ah Sholat Idul Fithri rahimakumullah
Apabila makna Allah Akbar telah bersemai di dalam dada, maka akan lahir
pribadi yang utuh, menyatu jiwa dengan raganya, menyatu bisikan hati dengan
ucapannya, menyatu kata dan perbuatannya, juga menyatu langkah dan tujuannya. Anda
akan menemukannya teguh dalam keyakinan, teguh tapi bijaksana, senantiasa
bersih dan menarik walau miskin, selalu hemat dan sederhana walau kaya, murah
hati dan murah tangan, tidak menghina dan tidak mengejek, tidak menghabiskan
waktu dalam permainan, tidak menuntut yang bukan haknya, dan tidak menahan hak
orang lain.
Ucapannya melipur lara dan membawa manfaat, diamnya pertanda tafakkur,
dan pandangannya alamat i’tibar. Bila beruntung ia bersyukur, bila diuji
ia bersabar, bila bersalah ia istighfar, kalau ditegur ia menyesal, dan kalau
dimaki ia menjawab seraya berucap : “Bila makian Anda benar, maka semoga Allah
mengampuniku dan bila keliru, maka kumohon Tuhan mengampunimu”.
Itulah semua merupakan salah satu sebab mengapa Allah memerintahkan kita
bertakbir, antara lain setelah selesainya bilangan puasa Ramadhan, Firman Allah QS al Baqarah 185 :
أعوذ بالله من الشيطان
الرجيم
بسم الله الرحمن
الرحيم
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ
عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu bertakbir mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.
Jama'ah
Sholat Id al-Fithri rahimakumullah
Makna dan hakikat Idul Fithri pun seharusnya mengantar kita kepada
persatuan dan kesatuan. Fithri yang terambil dari kata “fithrah” berarti
agama yang benar, suci, dan asal kejadian. Jika kita memahami fithrah dalam
arti agama, maka perlu diingat sabda Nabi Muhammad SAW yang menyatakanالدّينُ المُعامَلة
(Agama adalah interaksi harmonis). Semakin baik interaksi seseorang, semakin
baik keberagamaannya. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat kita dapat berkata,
“tidak mungkin satu masyarakat dapat maju dan berkembang tanpa jalinan yang
harmonis antar anggotanya, jalinan yang menjadikan mereka bekerja sama,
sehingga yang ringan sama dijinjing dan yang berat sama dipikul.
Semakin harmonis interaksi satu masyarakat, maka semakin banyak manfaat
yang dapat mereka raih serta semakin berhasil mereka dalam perjuangannya.
Semakin baik hubungan manusia dengan alam, semakin terpelihara alam dan semakin
banyak pula rahasianya yang dapat diungkap dan dengan demikian semakin
sejahtera kehidupan mereka. Namun, perlu diingat bahwa kemajuan satu bangsa
tidak diukur dengan kekayaan alamnya tetapi dengan nilai-nilai yang mereka anut
bersama dan yang menjalin hubungan harmonis mereka.
Ketika hubungan kita tercabik karena ego maka
kegagalan akan mendekati kita, karena ketercabikan menguras tenaga dan
fikiran, sehingga bukan saja mereka tidak dapat melangkah bersama tetapi tidak
dapat melangkah maju sama sekali. Allah mengingatkan dalam QS al-Anfal 46 :
أعوذ بالله من الشيطان
الرجيم
بسم الله الرحمن
الرحيم
وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ
رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِين َ
”Janganlah kamu tarik-menarik (bertengkar memperebutkan keuntungan
pribadi atau kelompok), karena itu menyebabkan kamu gagal dan hilang kekuatan
kamu, (tetapi tabah) dan bersabarlah (menghadapi setiap persoalan).
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Jika kita memahami Fithrah dalam arti suci, maka kesucian adalah gabungan
yang menyatu di dalamnya, indah, benar, dan baik. Mengekspresikan keindahan
melahirkan seni, menemukan kebenaran menghasilkan ilmu, dan memperagakan
kebaikan membuahkan budi. Gabungan ketiganya jika direkat oleh nilai spiritual
akan menghasilkan peradaban.
Dengan ber-’idul fithri seorang muslim menjadi seniman, ilmuan, sekaligus
budiman. Dengan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang dikandung dalam
‘Idul Fithri kita dapat membangun peradaban. pakar berkata bahwa untuk
mewujudkan peradaban diperlukan tiga unsur yang menyatu , yaitu manusia +
tanah/wilayah + waktu. Wujud ketiganya saja belum berarti kecuali kalau tidak
ada zat perekatnya yaitu agama atau nilai–nilai spiritual.
Jama'ah
Sholat Aidul Fithri rahimakumullah
Maka Power Taqwalah yang menyatukan kita, karena
taqwa bukan hanya kesuksesan individu tapi kemampuan dalam merajut nilai nilai
sosial dalam kehidupan kita dalam mewujudkan kedamaian dan kesatuan Indonesia
yang barakah. Maka kita terikat dengan satu ikatan yakni Ukhwah Wathaniyyah
(persaudaraan sebangsa) walaupun beragam tapi tetap dengan satu tujuan yang
mewujudkan kedamaian untuk semua dengan kekuatan al-Balad al Amin
(negeri yang aman damai), semoga kejadian kejadian yang terjadi sepanjang
ramadhan tahun ini, menjadi jalan bagi kita untuk memperbaiki diri dan
masyarakat dalam mewujudkan al-Balad al Amin (negeri yang aman
damai) dengan Taqwa yang telah kita raih melalui Puasa Ramadhan.kalaupun ada
kecurangan dan penyimpangan kita serahkan kepada proses hukum dan Allah Maha Tahu
segala apa yang terjadi.
Idul Fitri tahun ini mestinya menjadi hal yang istimewa
bagi umat Islam di Indonesia, sebab ia datang bertepatan dengan momentum pasca
pemilu yang telah membuat masyarakat Indonesia terpolarisasi, terbelah menjadi
dua bagian atau kubu saling berhadapan, idul fitri penuh berkah ini sengaja
datang tidak lama setelah pemilu agar menjadi media atau fasilitator untuk
mendamaikan kelompok yang sempat saling membenci, menghina hingga berkonflik
karena perbedaan pilihan politik, maka momentum idul fitri dan saling memaafkan
menjadi kekuatan dan tidak ada lagi kebencian, konflik namun yang hadir kerukunan
dan kedamaian dengan sejuk dan indahnya Idul Fitri.
Jama'ah
Sholat Aidul Fithri rahimakumullah
Dengan Ramadhan kita akan
menjadi insan yang muttaqin, insan pasca Ramadhan, yang menjadi
harapan setiap orang. Insan yang dalam hari raya ini menampakkan tiga hal
sebagai pakaiannya: menahan diri dari hawa nafsu, memberi ma`af dan berbuat
baik pada sesama manusia sebagaimana firman Allah dalam QS ali Imran 134:
أعوذ بالله من الشيطان
الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
وَٱلۡكَٰظِمِينَ
ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
"…dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan."
Maka Ramadhan Juga menanamkan pesan sosial dalam dalam hidup kita. Nabi
Muhammad Mengajarkan kita bagaimana kepedulian harus kita wujudkan kepada siapapun,
dalam kitab Durratun Nashihin karya Syekh Usman bin
Hasan bin Ahmad Syakir Al-Khubawi ada sebuah riwayat Di
suatu hari raya Rasulullah SAW keluar rumah untuk melaksanakan shalat Idul
Fitri. Sementara anak-anak kecil tengah bermain riang gembira di jalanan. Tetapi
tampak seorang anak kecil duduk menjauh berseberangan dengan mereka. Dengan
pakaian sangat sederhana dan tampak murung, ia menangis tersedu. Melihat fenomena ini Rasulullah SAW segera menghampiri anak tersebut. “Nak,
mengapa kau menangis? Kau tidak bermain bersama mereka?” Rasulullah membuka
percakapan. Anak kecil yang tidak mengenali bahwa orang dewasa di hadapannya adalah
Rasulullah SAW menjawab, “Paman, ayahku telah wafat. Ia mengikuti
Rasulullah SAW dalam menghadapi musuh di sebuah pertempuran. Tetapi ia gugur
dalam medan perang tersebut.”
Rasulullah SAW terus mengikuti cerita anak yang murung tersebut. Sambil
meraba ke mana ujung cerita, Rasulullah SAW mendengarkan dengan seksama
rangkaian peristiwa dan nasib malang yang menimpa anak tersebut. “Ibuku menikah lagi. Ia memakan warisanku, peninggalan ayah. Sedangkan
suaminya mengusirku dari rumahku sendiri. Kini aku tak memiliki apapun.
Makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Aku bukan siapa-siapa. Tetapi
hari ini, aku melihat teman-teman sebayaku merayakan hari raya bersama ayah
mereka. Dan perasaanku dikuasai oleh nasib kehampaan tanpa ayah. Untuk itulah
aku menangis.”
Mendengar penuturan ini, batin Rasulullah SAW runtuh. Ternyata ada anak-anak yatim dari sahabat yang gugur membela agama dan Rasulnya di medan perang mengalami nasib malang begini. Rasulullah SAW segera menguasai diri. Rasul yang duduk berhadapan dengan anak ini segera menggenggam lengannya. “Nak, dengarkan baik-baik. Apakah kau sudi bila aku menjadi ayah, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai paman, Hasan dan Husein sebagai saudara, dan Fatimah sebagai saudarimu?” tanya Rasulullah.
Mendengar tawaran itu, anak ini mengerti seketika bahwa orang dewasa di hadapannya tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW. “Kenapa tak sudi ya Rasulullah?” jawab anak ini dengan senyum terbuka. Rasulullah SAW kemudian membawa anak angkatnya pulang ke rumah. Di sana anak ini diberikan pakaian terbaik. Ia dipersilakan makan hingga kenyang. Penampilannya diperhatikan lalu diberikan wangi-wangian.
Jama'ah Sholat Id al-Fithri
rahimakumullah
Pesan sosial Ramadhan ini juga terlukiskan
dalam Semangat zakat fitrah yang melahirkan
kesadaran untuk tolong menolong (ta`awun) antara orang-orang kaya dan
orang-orang miskin, antara orang-orang yang hidupnya berkecukupan dan
orang-orang yang hidup kesehariannya serba kekurangan, Semua orang pernah
merasakan kenyang tapi tidak semua orang pernah merasakan lapar. Padahal Allah
telah mengingatkan di dalam al Qur’an semua kita adalah sama dalam pandangan
Allah dalam QS al Nahl 71 :
أعوذ بالله من الشيطان
الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
وَٱللَّهُ
فَضَّلَ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ فِي ٱلرِّزۡقِۚ فَمَا ٱلَّذِينَ فُضِّلُواْ
بِرَآدِّي رِزۡقِهِمۡ عَلَىٰ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُمۡ فَهُمۡ فِيهِ سَوَآءٌۚ
أَفَبِنِعۡمَةِ ٱللَّهِ يَجۡحَدُونَ
Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang
lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak
mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka
sama (merasakan) rezki itu. Maka Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?
Jama’ah Sholat Id yang dirahmati Allah SWT
Rasanya akan terhiris hati kita ketika melihat kesenjangan sosial
menjadi pembeda antara kaum kaya dan papa, seperti terhirisnya hati kita ketika
melihat fenomena dua anak yang berbeda latar belakang, yang satu anak yang kaya
lengkap dengan berbagai kemewahan, ketika hari raya tiba mereka dengan semangat
menyampaikan kepada kedua orang tua mereka dan semua
terkabulkan karena kemewahan dan kekayaan yang mereka miliki.
Sementara disisi lain seorang anak yatim piatu tanpa ayah
dan ibu, ketika hari raya tiba mereka hanya bisa menghadiri pusara ayah dan
ibunya dengan semangat sambil membacakan al Fatihah sebagai dedikasi
cinta kepada kedua orang tuanya, sembari mengucapkan di atas
pusara ayahnya : ” Yah... sepatu yang ayah belikan dulu sudah usang dan
rusak, maukan ayah belikan adek sepatu baru... yang diterima hanyalah
tiupan angin sepoi-sepoi, lalu berlanjut ke pusara ibundanya sambil bergumam :
”mak... baju adek sudah jelek mak, maukan mak belikan adek baju baru,
kawan-kawan adek pake baju baru semua” tiada sedikitpun jawaban yang
diterima namun sianak tetap bahagia walau hampa tanpa jawaban.
SubhanaLLAH wa AstaghfiruLLAH. Maka
melalui zakat, Infaq dan Shadaqah yang telah kita tunaikan bisa menjadi
penyambung silaturahim dan perwujudan nilai kepekaan bagi diri kita dalam
kehidupan bermasyarakat untuk dapat memahami bagaimana susahnya fakir dan
miskin melawan jalan kehidupan yang penuh duri ini.
Jama'ah Sholat Aidul
Fithri rahimakumullah
Akhirnya, marilah
kita jadikan hari raya ‘Idul Fithri ini sebagai momentum untuk membina dan
memperkukuh ikatan kesatuan dan persatuan kita, menyatupadukan hubungan kasih
sayang antara kita semua, sebangsa dan setanah air. Saudaraku, kalau bukan sekarang, kapan lagi? Ini untuk anak cucu kita kedepan, Tantangan
terbentang sangat besar di hadapan kita dan ancaman Allah pun menanti
kita.
Ketika sementara orang pada masa Nabi Muhammad SAW. merasa sangat tersinggung dan sakit hati karena
diperlakukan tidak wajar, dicemarkan nama baiknya, sehingga enggan memberi
maaf, turun firman Allah menegur mereka :
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ
يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيم
Hendaklah mereka mema`afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin
bahwa Allah mengampuni kamu? (QS.
An-Nûr [24]: 22).
Marilah dengan hati terbuka, dengan dada yang lapang, dan dengan muka yang
jernih, serta dengan tangan terulurkan, kita saling maaf-memaafkan, sambil
mengibarkan panji-panji persatuan dan kesatuan, bendera kedamaian dan As-salam,
sambil berdoa:
اَللهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ
وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَا رَبَنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا
الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ . أَنْتَ رَبَّنَا ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Ya Allah Engkaulah Yang Maha Damai, dari-Mu bersumber kedamaian, kepada-Mu
kembali kedamaian. Tuhan kami, hidupkanlah kami dengan penuh kedamaian dan
masukkanlah kami kelak ke surga negeri yang penuh kedamaian. Engkau Pemelihara
kami, lagi Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.
Jama'ah Sholat Aidul
Fithri rahimakumullah
Semoga dengan kita saling memaafkan, kita
mampu membangun kesejahteraan dan keberkahan bagi NKRI dengan Tolak
Radikalisme, Tolak Terorisme, Tolak Hoax, Tolak Ujaran kebencian dan segala
sesuatu yang dapat memecahkan persatuan kita, sehingga
negeri dan negara kita ini menjadi dambaan yang senantiasa diberkahi Allah
sehingga terwujud بلدة
طيبة ورب غفور dan kita
dukung dan doakan pemimpin yang terpilih baik legislatif maupun presiden dan
wakil presiden dirahmati dan diberkati Allah untuk menjalankan Amanah
kepemimpinan 5 tahun ke depan dengan amanah, baik dan profesional. Amin Ya Rabb
”Bersihkan Hati Sucikan Pikiran di hari nan Fitri”Selamat
Hari Raya Idul Fitri 1440 H
من
العائدين والفائزين فى كل عام وأنتم بخير
جَعَلَنَا
اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ
وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ
قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
Quhas School YPT Dar al-Masaleh Jambi
25 Ramadhan 1440 H/ Mei 2019.
Ust
Dr. H. Hasbullah Ahmad, MA.
Owner Sekolah Qur’an Hadis dan Sains Jambi, Pendiri
Yayasan Pesantren Terpadu Dar al-Masaleh Jambi, Dosen Ilmu
al-Qur’an, Tafsir dan Hadis UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi, Ketua Umum Lembaga Dakwah NU Provinsi Jambi.
Khutbah II Idul
Fitri 1440
Dr H Hasbullah Ahmad, MA
الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ
كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاَ إِلَهَ إِلاّاَلله ُوَحْدَهُ
صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ
وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ إِلاّاَلله ُوَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ
لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ. الحَمْدُ
لِلّهِ حَمْداً كَثِيْرًا كَماَ أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ الله
ُوَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ إِرْغاَماً لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الخَلَآئِقِ
وَالبَشَرِ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ المحشر. أَمَّا
بَعْدُ: فَيآأَيُّهاَالحاَضِرُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ
فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَافْعَلُوْاالخَيْرَ وَاجْتَنِبُوْآ عَنِ
السَّيِّآتِ. وَاعْلَمُوْآ أَنَّ الله َأَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَنَّابِمَلَآئِكَةِ المُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فَقاَلَ تعالى فِيْ
كِتاَبِهِ الكَرِيْمِ أَعُوْذُ باِلله ِمِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَحِيْمِ. إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيْ يَآأَيُّهاَالَّذِيْنَ آمَنُوْآ صَلُّوْآ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. فَأَجِيْبُوْآالله َاِلَى مَادَعَاكُمْ وَصَلُّوْآ وَسَلِّمُوْأ
عَلَى مَنْ بِهِ هَدَاكُمْ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصِحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَعَلَى التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ
التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَارْضَ
الله ُعَنَّا بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الراَحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِناَتِ وَالمُسْلِمِيْنَ
وَالمُسْلِمَاتِ الأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعُ قَرِيْبٌ
مُجِيْبٌ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ انْصُرْأُمَّةَ سَيّدِناَ مُحَمَّدٍ.
اللَّهُمَّ اصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللّهُمَّ انْصُرْ أُمَّةَ
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللّهمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ. وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
الدِّيْنَ. وَاجْعَلْ بَلْدَتَناَ إِنْدُوْنِيْسِيَّا هَذِهِ بَلْدَةً اَمِنَةً
مُطْمَئنَةً البَلَدُ الأَمِيْنُ ياَ حَيُّ ياَ قَيُّوْمُ. يآاِلهَناَ وَإِلهَ
كُلِّ شَيْئٍ. هَذَا حَالُناَ ياَالله ُلاَيَخْفَى عَلَيْكَ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ
عَنّاَ الغَلآءَ وَالبَلآءَ وَالوَبآءَ وَالفَحْشآءَ وَالمُنْكَرَ وَالبَغْيَ
وَالسُّيُوفَ المُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَآئِدَ وَالِمحَنَ ماَ ظَهَرَ مِنْهَا وَماَ
بَطَنَ مِنْ بَلَدِناَ هَذاَ ِنْدُوْنِيْسِيَّا خاَصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ
المُسْلِمِيْنَ عاَمَّةً ياَ رَبَّ العَالمَيِنَ. اللَّهُمَّ
أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ
السَّلَامِ وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ
وَأَهْلِكِ الكَفَرَةَ وَالمُبْتَدِعَةِ وَالرَّافِضَةَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ
أَعْدَاءَ الدِّيْنِ. وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلاَيَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ
وَاتَّقَاكَ. اللَّهُمَّ
تَقَبَّلْ أَعْمَالَنَا فِي رَمَضَانَ عِيْدُكُمْ مُبَارَكٌ وَعَسَاكُمْ مِنَ
العَائِدِيْنَ وَالفَائِزِيْنَ في كُلُّ
عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ وَلِإِخْوَانِناَ الَّذِيْنَ سَبَقُوْناَ
بِالإِيمْاَنِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِناَ غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا
رَبَّناَ اِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيْمٌ. رَبَّناَ آتِناَ فِيْ الدُّنْياَ حَسَنَةً
وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ وَالحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ
العاَلمَيِنَ
فَيَا عِبَادَ الله اِن الله يَأمُرُ بِالعَدْلِ وَالِاحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى
القٌرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ الله أَكْبَرُ
وَالله يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ