Dakwah Melalui
Media Televisi
Ust H
Hasbullah Ahmad
Praktikum
Jurusan KPI Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi
Aula
Fakultas Ushuluddin Jambi, 23 Desember 2013
Pemanfaatan
televisi sebagai media dakwah
Arti penting
sebuah media (wasilah) dalam proses dakwah tidak dapat dipungkiri lagi.
Permasalahanya sekarang terletak pada kemauan dan kejelian para da’i dalam
melihat media mana yang paling tepat dipakai berdasarkan kemampuanya sebagai
da’i maupun spesifikasi mad’u yang menjadi lahan garapannya. pada dasarnya
dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah yang dapat merangsang
indra-indra manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk menerima dakwah.
Semakin tepat dan efektif wasilah yang dipakai maka semakin efektif pula
upaya pemahaman ajaran Islam pada masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.
Pemakaian media (terutama media
massa) telah meningkatakan intensitas, kecepatan, dan jangkauan komunikasi yang
dilakukan umat manusia terutama bila dibandingkan sebelum adanya media massa
seperti pers, radio, televisi, internet dan sebagainya. Oleh karena itu sudah
seyogyanya bagi para da’i memanfaatkan peluang ini dalam menyebarkan ajaran
Islam diantaranya menggunakan televisi.
Sebagaimana film, media televisi juga merupakan media yang bersifat audio visual, artinya selain bisa didengar juga bisa dilihat. Oleh sebagian besar masyarakat Indonesia televisi dijadikan sebagai sarana hiburan dan sumber informasi utama. Di beberapa daerah di negeri ini masyarakat banyak menghabiskan waktunya untuk melihat televisi. Kalau dakwah Islam dapat memanfaatkan media ini dengan efektif, maka secara otomatis jangkauan dakwah akan lebih luas dan kesan keagamaan yang ditimbulkan akan lebih dalam.
Sebagaimana film, media televisi juga merupakan media yang bersifat audio visual, artinya selain bisa didengar juga bisa dilihat. Oleh sebagian besar masyarakat Indonesia televisi dijadikan sebagai sarana hiburan dan sumber informasi utama. Di beberapa daerah di negeri ini masyarakat banyak menghabiskan waktunya untuk melihat televisi. Kalau dakwah Islam dapat memanfaatkan media ini dengan efektif, maka secara otomatis jangkauan dakwah akan lebih luas dan kesan keagamaan yang ditimbulkan akan lebih dalam.
Sesungguhnya televisi merupakan
penggabungan antara radio dan film, sebab media ini, meneruskan peristiwa dalam
bentuk gambar hidup dengan suara bahkan dengan warna ketika peristiwa itu
berlangsung. Oleh karena itu kekurangan film mengenai aktualitasnya dapat
ditutupi. Pendek kata keunikan-keunikan pada radio dan film terangkum
seluruhnya dalam televisi dan sebaliknya kekurangan-kekurangan pada radio dan
film sudah tidak ditemukan dalam televisi. Namun seberapapun besar keunggulan
media televisi, belum mampu merangkum beberapa keunggulan dalam media massa
lainnya terutama media cetak seperti surat kabar, koran dan lain sebagainya.
Dalam menyampaikan materi dakwahnya
(maddah), para da’i harus sanantiasa merujuk pada Al-Qur’an dan Hadits.
Keduanya harus menjadi pegangan dalam setiap aktivitas dakwah apapun,
dimanapun, kapanpun, dan menggunakan media apapun termasuk televisi. Dalam
menyampaikan materi dakwahnya Al-Qur’an terlebih dulu meletakan prinsipnya
bahwa manusia yang dihadapi (mad’u) adalah makhluk yang terdiri atas
unsur jasmani, akal dan jiwa, sehingga ia harus dilihat dan diperlakukan dengan
keseluruhan unsur-unsurnya secara serempak dan simultan. Baik dari segi materi
maupun waktu penyajiannya. Quraish
Shihab mengungkapkan bahwa materi dakwah yang disajikan oleh Al-Qur’an
dibuktikan kebenarannya dengan argumentasi yang dipaparkan atau dapat dibuktikan
manusia melalui penalaran akalnya, kenyataan ini dapat ditemui pada hampir
setiap permisalan yang disajikan oleh Al-Qur’an. Ada kalanya Al-Qur’an menuntun
manusia dengan redaksi yang sangat jelas dan dengan tahapan pemikiran yang
sistematis sehingga manusia menemukan sendiri kebenarannya. Sedangkan untuk
menunjang tercapainya target yang di inginkan dalam penyajian materi-materinya,
Al-Qur’an menempuh metode-metode sebagai berikut;
1. Mengemukakan
kisah-kisah yang bertalian dengan salah satu tujuan materi.
2. Nasihat dan
panutan. dalam hal ini Al-Qur’an
menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk mengarahkan manusia pad
ide-ide yang dikehendakinya.
3. Pembiasaan. Pembiasaan
mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Dengan kebiasaan
seseorang mampu melakukan hal-hal penting dan berguna tanpa memerlukan energi
dan waktu yang banyak.
Mencermati uraian diatas hendaknya materi dakwah dalam televisi hendaknya tetap mengacu pada kedua sumber pokok ajaran Islam tersebut. Adapun metode penyampaian pesannya bisa dengan cara mengemukakan kisah-kisah yang berkaitan dengan tujuan materi.
Mencermati uraian diatas hendaknya materi dakwah dalam televisi hendaknya tetap mengacu pada kedua sumber pokok ajaran Islam tersebut. Adapun metode penyampaian pesannya bisa dengan cara mengemukakan kisah-kisah yang berkaitan dengan tujuan materi.
Hal ini bisa dilakukan dengan format:
1. Mutiara Kata
2. Kultum
3. Ceramah
4. Dialog
interaktif
5. Sinetron
6. Musik Islami
7. Talk show
Keislaman
8. Film documenter
dan lain-lain
Disamping beberapa format acara diatas bisa
juga dikembangkan varian acara yang lain yang dapat menunjang dakwah.
Kelebihan televisi sebagai media dakwah
Kelebihan televisi sebagai media dakwah jika
dibandingkan dengan media yang lainya adalah;
1. Media
televisi memiliki jangkauan yang sangat luas sehingga ekspansi dakwah dapat
menjangkau tempat yang lebih jauh. Bahkan pesan-pesan dakwah bisa disampaikan
pada mad’u yang berada di tempat-tempat yang tidak sulit dijangkau.
2. Media
televisi mampu menyentuh mad’u yang heterogen dan dalam jumlah yang besar. Hal
ini sesuai dengan salah satu kharakter komunikasi massa yaitu komunikan yang
heterogen dan tersebar. Kelebihan ini jika dimanfaatkan dengan baik tentu akan
berpengaruh positif dalam aktifitas dakwah. Seorang da’i yang bekerja dalam
ruang yang sempit dan terbatas bisa menjangkau mad’u yang jumlahnya bisa jadi
puluhan juta dalam satu sesi acara.
3. Media
televisi mampu menampung berbagai varian metode dakwah sehingga membuka peluang
bagi para da’i memacu kreatifitas dalam mengembangkan metode dakwah yang paling
efektif.
4. Media
televisi bersifat audio visual. Hal ini memungkinkan dakwah dilakukan dengan
menampilkan pembicaraan sekaligus visualisai berupa gambar.
Kelemahan televisi sebagai media dakwah
Selain memiliki beberapa kelebihan
sebagaimana disebutkan diatas, dakwah menggunakan media televisi juga mempunyai
berbagai kelemahan. Dalam kasus Indonesia hal ini tidak bisa dilepaskan dari
kondisi pertelevisian yang ada. Dalam bidang sinetron misalnya, Srikit Syah
seorang pemerhati pendidikan mengungkapkan bahwa sinetron Indonesia berkembang
dari segi jumlah, namun kualitasnya memprihatinkan. Ceritanya menjual mimpi,
jauh dari kenyataan. Sinetron yang mendominasi jam tayang utama tak jauh beda
dari sinetron Amerika Latin, Thailand dan Philipina. Hal ini berbeda dengan
India yang mempunyai ciri khas budaya yang kuat dan konsisten. Sedangkan
Indonesia seringkali mencontoh kostum Beverly Hills, Plot Konflik, Melrose
Place, dan melodrama Maria Marcedes dalam suguhanya .
Demikian
pula “sinetron Islami” yang sering kita lihat selama ini sebagian besar belum
mencerminkan ajaran Islam yang sesungguhnya. Bahkan terkadang ada suguhan
adegan-adegan yang tidak layak ditampilkan dan menyalahi norma ke-Islaman.
Disamping itu masih ada beberapa kondisi memprihatinkan lainya dari
pertelevisian Indonesia. Secara umum kelemahan-kelemahan itu antara lain;
1. Cost yang
terlalu tinggi untuk membuat sebuah acara Islami di televisi
2. Terkadang
tejadi percampuran antara yang haq dan yang bathil dalam acara-acara televisi
3. Dunia
pertelevisian yang cenderung kapitalistik dan profit oriented
4. Adanya
tuduhan menjual ayat-ayat Qur’an ketika berdakwah di televisi
5. Keikhlasan
seorang da’i yang terkadang masih diragukan
6. Terjadinya
mad’u yang mengambang
7. Kurangnya
keteladanan yang di perankan oleh para artis karena perbedaan kharakter ketika
berada didalam dan di luar panggung.
Keberadaan media dakwah sebagai sarana
penunjang keberhasilan dakwah menjadi sebuah keharusan. Oleh karena itu sudah
selayaknya bagi para da’i untuk membekali diri dengan berbagai kemampuan guna
pemanfaatan media yang ada sehingga dakwah dapat dijalankan secara lebih
efektif dan efisien. Salah satu media dakwah yang cukup efektif dan harus
betul-betul dimanfaatkan dengan baik saat ini adalah televisi.
Terlepas
dari beberapa kekurangan yang ada di dalamnya televisi memiliki potensi yang
luar biasa dalam dakwah terutama dari faktor jangkauan transmisinya yang begitu
luas, mad’u yang heterogen serta kekuatannya untuk menampung berbagai varian
metode dakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar