Jumat, 28 Oktober 2016

Al-Qur'an Is The Best...

Al-Qur'an Is The Best...
Dr H Hasbullah Ahmad, MA

A
l-Qur'an menjadi inspirator dan pemandu gerakan dinamika umat Islam yang memiliki nilai-nilai universal[1]. Maka penelitian dan kajian terhadap al-Qur’an akan selalu mengalami perkembangan yang sangat dinamis seiring dengan akselerasi perkembangan kondisi sosial budaya dan peradaban manusia. Hal ini terbukti dengan banyak munculnya tafsir-tafsir dengan beraneka ragam corak, metodologi hingga pendekatan, baik itu masa klasik hingga ke era modern dengan tujuan untuk memahami al-Qur’an secara kritis, dialektis, reformatif, dan transformatif sehingga produk penafsiran mampu menjawab tantangan dan problematika yang dihadapi umat manusia.[2]
Keinginan umat Islam untuk selalu mendialogkan al-Qur’an sebagai teks dengan problem kehidupan sosial dan kemanusiaan yang tidak terbatas merupakan spirit tersendiri bagi dinamika kajian tafsir al-Qur’an. Hal ini karena al-Qur’an meskipun diturunkan di masa lalu, dengan konteks dan lokalitas budaya tertentu namun ia mengandung nilai-nilai universal yang akan selalu relevan untuk setiap zaman dan tempat.[3]



[1]Masykuri Abdillah, Islam dan Dinamika Politik di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), xv lihat juga dalam Hasan Hanafi, al-Yami>n wa al- Yasa>r  fi> al-Fikr al-Di>ni> (Kairo : Madlu>bi,1989), 7.
[2]Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer (Yogyakarta : PT LKIS Yogyakarta, 2010), 4. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Abdullah Saeed, Reading the Qur’an in the Twenty First Century, (London: Routledge, 2014) yang menyatakan bahwa nilai-nilai universalisme dengan menampilkan metodologi penafsiran kontekstual, menemukan bahwa praktek penafsiran kontekstual tujuan dan sprit dasar al-Qur’an akan menjadi relevan dengan kondisi umat saat ini.
[3]Memelihara al-Qur’an sebagai dasar keimanan, pemahaman dan tingkah laku moral adalah hal yang esensial, al-Qur’an tetap harus dijadikan sebagai buku bimbingan bagi seluruh umat manusia dan bahkan perlu memandangnya secara kritis sebagai kesatuan dalam kaca mata keilmuan modern, dengan memahami ideal moral dan mengambil darinya ajaran-ajaran yang sesuai dan cocok dalam waktu dan tempat tertentu; lihat: Fazlur Rahman, The Impact of Modernity dalam Islamic Studies, (Jilid V, 1996), 121. begitu juga dalam buku yang berjudul Dira>sat Isla>miyyah menyatakan bahwa الوحي ليس خارج الزمان ثابتا لايتغير بل داخل الزمان يتطور بتطوره (wahyu bukanlah sesuatu yang berada diluar konteks yang kokoh tak berubah, melainkan berada dalam konteks yang mengalami perubahan demi perubahan) Hasan Hanafi, Dira>sat Isla>miyyah (Kairo: Maktabah al-Anjalu al-Mis{riyyah, 2000}, 71.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar